Filosofi Kujang Manusia Bersayap Sebagai Makna Dari Kehidupan Bangsa Nusantara



Filosofi Kujang Manusia Bersayap Sebagai Makna Dari Kehidupan Bangsa Nusantara


 










]


Setiap orang boleh memiliki pandanganya sendiri dalam menilai kebudayaan suatu bangsa , namun yang lebih memahami nilai kebudayaan bangsa Indonesia adalah kita karena kita adalah pewaris resmi kebudayaan nusantara.
Hana Huni Hana Mangke Tan Hana Huni Tan Hana Mangke
adanya hari ini karena adanya hari kemarin tidak ada hari jika tidak ada hari kemarin
( Bahwa kehidupan itu berkelanjutan tidak pernah terputus jangan pernah melupakan para leluhur )
Pondok Teu Meunang Di Sambung
Lonjor Teu Meunang Di Teuteuk
Pendek tidak boleh di potong
Panjang tidak boleh dipotong
( katakan sejujurnya dan apa adanya )

Kebudayaan merupakan suatu proses yang sangat panjang, dengan melalui  belajar berkelanjutan hingga menjadi pengalaman dan melahirkan karya , hal ini dapat terlihat dari keberagaman hasil budaya nusantara yang di wariskan kepada bangsa Indonesia secara turun temurun.
Lingkungan yang berbeda melahirkan kebudayaan yang berbeda pula seperti halnya kebudayaan, maka kujang lahir di dasari oleh unsur-unsur pembentukan kebudayaan sunda.Kujang memiliki bentuk yang sederhana namun memiliki nilai yang luhur. Kujang merupakan kristalisasi filosofi , sikap mental, pola cipta, dan spiritual. Manusia sunda sebagai sebuah jati diri keberadaan kujang begituh melekat kepada masyarakat Jawa Barat.
Menurut Hendrawan Pelaku Budaya Sunda
“Pusaka kujang saya kira tidak terlepas dari konsep manusia sunda , tapi perlu kita pahami dahulu bahwa sunda itu bukan nama rasa atau etnis ataupun suku yang tinggail di Jawa Barat saja bukan. Hal ini berkaitan dengan Sunda Land atau Dangkalan Sunda dengan Sahul Land atau Dangkalan Sahul.”

 
 







Peta dangkalan sunda dan dangkalan sahul

Oval: Api sejati yang agungText Box: Su : Sejati
Na : Api
Da : Agung
Kata Sunda itu terdiri dari 3 kata yaitu


Right Arrow: artinya
 







“Yang saya kira ini berkaitan dengan matahari atau sang surya.Berkaitan dengan arti sunda sebagai matahari , bentuk kujang menggunakan silib siloka manusia bersayap yang turun dari pusat cahaya . Hal tersebut berkaitan dengan mitologi masyarakat dunia mengenai dengan dewa-dewi yang turun dari dunia atas mayapada bangsa nusantara menggunakan sapta tanpa tanda untuk membuka tanda yang ditinggalkan leluhur. “

“Berbeda dengan pengetahuan Barat menggunakan sinetika melalui 4 lapisan”
 













“Untuk membaca tanda maka dalam  sapta tanpa tanda digunakan 7 tingkatan” .


Kujang merupakan gambaran manusia paripurna atau manusia cahaya , manusia paripurna membawa  kabar gembira berupa Ilmu pengetahuan yang kelak yang disebut sebagai guru . Dengan demikian hubungan sunda dengan kujang merupakan pandangan sebgai capaian manusia sunda menuju keparipurnaan yang pandai , cerdas, dan cerdik. Dengan berbudi luhur untuk semesta kehidupan yang terlihat maupun tidak terlihat. “tidak ada orang sunda adapun manusia sunda “
Kujang sebagai  benda pusaka sebagai cerminan manusia sunda kini telah mengalami pergeseran dan pandangan nilai . Salah satu faktanya kujang sering kali dimknai dengan sebagai senjata beberapa orang menambahkan pegangan serta warangka atau wadah sehingga seolah-olah kujang sebagai senjata  untuk melukai seseorang atau sebagai perkakas pertanian. Hal ini sangat bertolak belakang dengan tujuaan keberadaan kujang yang membentuk arti kehidupan.
Menurut Hendrawan Pelaku Budaya Sunda
“Memang dikatakan dalam naskah kuno kujang dikatakan sebagai pegangan wong tani , namun pengertian disini tidak berarti sebuah pakarangan atau sebuah alat untuk pertanian , bisa jadi pengertian disini di artikan sebagai sikap dasar yang menjadi nilai bagi kehidupan bangsa agraris.”
Bedasarkan bentuknya kujang merupakan penyederhanaan dari penggambaran manusia menunduk dengan  posisi tangan yang menyembah dan kaki bersila . Adapun bagian atasnya  berbentuk sayap yang menjulang , keberadaan kujang yang lobangnya kurang atau lebih dari 4 ,5,7 dan 9 hasil dari pengembangan dari pakem semula. 4 lubang dalam kujang  melambangkan unsur cahaya  dewa yang selalu mendampingi dan mempengaruhi dari pola manusia 4 unsur tersebut


Sehingga dalam keseluruhan penggambaran kujang merupakan prinsip dari konsep ruang , waktu, dan kejadiaan . kujang memberikan petuah tentang tujuan hidup bahwa manusia harus paripurna dalam watak kemanusianya, paripurna dalam ilmuaanya, dan paripurna dalam perilakunya.

Menurut Hendrawan Pelaku Budaya Sunda
Dilingkungn masyarakat Jawa Barat itu dikenal dengan ungkapan kujang papasangan yang artinya sepasang kujang.





 

 Kujang terdiri dari 2 kata yaitu



 


Ku : oleh
Jang : Sayap atau sawat






artinya





Kujang Papasangan “yang memiliki sepasang sayap”


Di tatar Pharayangan kujang sering di sebut sebagai Wesi Aji  , Wesi artinya Besi dan Aji artinya Ajaran Wesi Aji  berarti ajaran yang di ajarkan pada jenis logam atau besi, pemilihan bahan besi atau logam pada kujang mengandung makna yang dalam di proses perpaduan logam yang mentah dibentuk kujang yang pipih dan estetika . Penepaan yang panjang dan sulit sehingga dapat dipastikan sehingga kujang memilik nilai yang adi luhung tidak sama sekali digunakan sebagai senjata seperti halnya golok, tombak , pedang, atau pun panah dan jenis senjata lainnya.
Ada ungkapan dari masyarakat luar ilmu pengetahuan adalah cahaya oleh itu kujang kujang dahulu dipegang oleh para rama, room atau bapak  yang maknanya adalah guru. Para pemangku kujang dengan demikian sudah semestinya menepatkan dari manusia dengan perilaku terpuji serta menjadi penerang yang dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan,  kebangsaan, serta kesemestaan. Keberadaan kujang saat ini seharusnya menjadi gagasan umat manusia khususnya bangsa  Indonesia untuk mencapai  tingkatan paripurna nilai-nilai filosofis dan maknanya yang dalam dan adi luhung , dapat menjadi  penerang bagi semua orang dan tepat pada segala zaman mengingat nilai-nilai tersebut pada saat ini diperlukan agar bumi dan isinya dapat hidup damai dan sejahtera.
Kujang memiliki bentuk yang pipih dengan tangkai yang panjang dan lancip agar mudah disisipkan pada anyaman bilik rumah seperti halnya fungsi garuda yang sering digunakan sebagai pengingat kenegaraan dan kebangsaan.
Pada lingkungan masyarakat Jawa Barat menyertakan buah kelapa keharusan tanpa adanya buah kelapa upacara dianggap tidak resmi.
 Menurut Hendrawan Pelaku Budaya Sunda
Pohon kelapa adalah silib dari “Matahari”

 











 
Arti kalapaOval: Kalapa :Waktu dan RuangRight Arrow: artinyaText Box: Kala : Waktu
Pa : Ruang/wilayah/ daerah
 ?






 Kalapa sendiri menjadikan media untuk menancapkan kujang maknanya adalah kapanpun dimanapun seorang manusia sunda harus menjadi guru atau penerang bagi semesta kehidupan.
(kujang sebagai perlambang ki lengser  atau bandranaya atau semar gambaran seorang guru)


wayang golek semar

Kujang terlahir di masyarakat tatar parahyangan yang menjadikan kujang sebagai benda pusaka sebagai silib siloka gambaran manusia bersayap yang adi luhung dan paripurna.









Oval: Tempat leluhur Bangsa MatahariText Box: Pa  : Tempat
Ra : Matahari
Hyang : Leluhur
Arti parahyangan sendiri yaitu


Right Arrow: artinya
 






Silib siloka manusia bersayap terdapat pula dibeberapa candi dan peninggalan lainya di Indonesia seperti candi Borobudur, Sukun , Prabanan, dan bahkan di Pulau Bali terdapat patung garuda Wisnu Kencana serta gapuranya. Kujang sebagai gambaran manusia paripurna hanya di ajarkan di daerah Parahyangan , dari daerah inilah konsep Dewa-Dewi dunia atas yang turun kebumi  yang kemudian kujang digambarkan menjadi manusia bersayap oleh berbagai bangsa dunia setiap bangsa menggambarkan  kujang ( Manusia Bersayap ) dengan cara cirinya sendiri.

Penyebaran agama sunda filosfi kujang

Penggambaran manusia bersayap yang adi luhung beberapa ajaran sering kali ditulis dikitab mereka , dipahat diarca atau patung dan kelak disebut malaikat yang bersifat mahluk bersayap.Sudah menjadi kewajiban bagi pewaris bangsa nusantara dengan kebudayaan adi luhung dengan secara sadar dan cerdas kembali pada ajaran leluhur bangsanya yang telah menjadi perintis peradaban negeri ini bahkake n dunia dengan keunggulan yang sudah ke uji dan terbuktikan selama ribuan tahun serta di ajarkan turun temurun dan masih dilakukan dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan nusantara tidak bisa dibilang akurat selama masih menggunakan pemikiran  bangsa lain yang jelas-jelas tidak memahamai keyakinan, kearifan, serta mental bangsa nusantara sebuah catatan dari penelitian tentang kebudayaan yang disampaikan melalui buku, film, dan yang lainnya. Bedasarkan apa yang difikirkan oleh bangsa lain akan menimbulkan pemahaman yang tidak tepat bahkan mengarah penyesatan. Perbedaan cara cipta dan sikap mental bangsa lain yang memiliki cara ciri mereka sendiri tanpa memiliki rasa memiliki tentu berbeda dengan penelitian yang  dilakukan oleh pewaris bangsa nusantara dalam memecahkan pola tanda kebudayaan yang ditinggalkan leluhur mengenai persoalan indi tidak dapat ditembus oleh pemikiran bangsa lain . Perlu dipahami bahwa setiap bangsa melalui etika dan estetika bangsa lain kujang melalui cipta yang luhur serta adi luhung seharusnya bisa menjadi jawaban dimasyarakat bangsa nusantara untuk menentukan jati diri kebangsaannya .

Sumber : Bumi Dega Sunda Academy

Komentar

  1. Sepakat Kang, kita harus action untuk menjunjung budaya luhur para leluhur kita..
    Terimakasih sharingnya yang sangat bermanfaat.

    Terimakasih.
    Salam. Fajar

    BalasHapus
  2. Assalamualikum kang,sya jga pnya kujang sma yg sprti artikel yg akang pjang d atas,apa kjang yg akang pjang d atas adalah kjang wira geni kang,mhon arahannya...?

    BalasHapus
  3. Bagus pisan artikelnya, menjadi wawasan urang tatar Sunda.

    BalasHapus
  4. Lucky Club - LuckyClub.live
    Lucky Club - Lucky Club.live provides the chance to have a fun and enjoyable time at the Lucky Club Casino. It is a new name on our website that we offer you luckyclub.live with the chance to play

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer