Mecari Jejak Prasejarah di Gua Pawon ( Explorer Bandung Barat)





Perjalanan mengexplorer Bandung kami lanjutkan yaitu mencari jejak sejarah di Bandung Barat tepatnya di kecamatan Cipatat tidak jauh dari Kecamatan Padalarang setelah kami cek point di wisata Stone Garden kami ber 3 (Ahmad Fauzi, Sunardi dan Harri Shabar) melanjutkan perjalanan kembali untuk mengujungi satu tempat yang terkenal dalam kesejarahannya yaitu Gua Pawon yang berada persis di bawah Stone Garden berjarak 500 Mdari puncak Stone Garden . Ada misteri apa di Gua Pawon ini kami pun memutuskan untuk mencari tau dan melihat kejelasan dari bentuk  gua ini dan cerita masyarakatan tentang Gua Pawon ini yang sebagian dijadikan mitos dari mulut ke mulut.
Gua Pawon adalah sebuah gua alami dan situs purbakala yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, atau sekitar 25 km arah barat Kota Bandung. Merupakan sebuah tempat yang penting bagi orang Sunda karena di sanalah tempat berkumpulnya sesepuh Sunda yang sekarang menduduki bagian barat pulau Jawa. Di sana pernah ditemukan kerangka manusia purba yang konon adalah nenek moyang orang Sunda (masih diteliti di balai Arkeolog Bandung).


Hasil temuan Tim Observasi Balai Arkeologi Bandung terkait eskavasi (penggalian), seperti dilansir Disparbud Provinsi Jawa Barat (4/7), setidaknya telah ditemukan lima kerangka manusia purba di Goa Pawon. Selain itu, mereka juga menemukan fosil yang diduga sebagai sisa makanan manusia prasejarah. Yaitu, cangkang kemiri, tulang sapi, ikan laut, siput, kepiting, hingga rahang monyet. Bahkan, dalam eskavasi tersebut, Arkeolog Bandung ini menemukan obsidian, jasper hijau, dan batu andesit yang diduga sebagai alat yang digunakan oleh para manusia sunda 'pawon' untuk beraktivitas.

Obsidian yang sama, pernah ditemukan juga di wilayah nagrek, sebuah wilayah yang kaya dengan silika sebagai bahan baku pembuatan alat penting pada zamannya. Disinyalir, ada kemungkinan bahwa kelompok manusia prasejarah di daerah nagrek telah memproduksi obsidian dan menjualnya dengan sistem barter ke berbagai kelompok lainnya diluar Nagrek, termasuk Bandung Barat. "Adanya fosil sisa makanan berupa kepiting dan ikan laut di Goa Pawon menunjukan pada masa itu kelompok manusia sudah melakukan transaksi, karena tidak mungkin terdapat kepiting dan ikan laut di sekitar Goa Pawon yang dahulu dikelilingi oleh rawa,"


Oleh karena itu, para peneliti menduga bahwa dahulu manusia prasejarah ini hidup berkelompok dan saling berinteraksi antar kelompok lain. Hipotesis ini muncul seiring ditemukannya obsidian berupa kaca beling yang digunakan sebagai alat pemotong di Goa Pawon. Padahal, Goa Pawon sendiri berada di wilayah karst dan tidak memiliki sumberdaya bahan baku pembuat obsidian kecuali Nagrek dan beberapa tempat lain di luar Goa Pawon.
Goa ini terletak di puncak Bukit Pawon dengan ketinggian 601 meter di atas permukaan laut dan memiliki panjang 38 M, lebar 16 M serta 3 buah rongga laksana kamar yang dilengkapi dengan sebuah jendela alami di atas goa sebagai tempat masuknya cahaya matahari. Sedangkan tinggi atap gua, hingga kini belum dapat diketahui secara pasti.Pasalnya, saat goa ini ditemukan, bagian atapnya sudah runtuh dan lantai goa pun hanya tersisa sedikit di sisi barat.Hal ini, dididuga akibat penggalian yang dilakukan oleh masyarakat setempat hingga mencapai kedalaman 4-5 m untuk mendapatkan fospat.Adapun lantai bagian tengah Goa sudah tertimbun oleh bongkahan runtuhan atap dan sebagian besar Goa sudah tererosi sehingga membentuk lereng yang cukup terjal.


Gua Pawon dan Stone garden mengindikasi bahwa wilayah ini memang dulu ketika  padamasa Neolitikum (kuranglebih 8000-7000 SM) adalah wilayah danau purba akibat dari letusan gunung Bandung Purba yang membentuk danau Vulkanik . Secara hipotesis mengindikasikan bahwa manusia purba akan membangun tempat tinggal di sekitaran Sumber air untuk mendukung kehidupan karena ketika zaman Neolitikum masa peralihan dari berburu dan meramu menjadi zaman bercocok tanam. Wilayah Bandung dengan ilkim yang pas untuk bercocok tanam jenis umbi-umbian ini menandakan ketika manusia purba yang tinggal di gua Pawon sudah mengenal sistem perladangan dan pertanian yang dikenal dengan Huma.Maka tak aneh banyak ditemukan alat-alat serpih di Gua pawon dahulu ketika di explorasi oleh para arkeolog banyak di temukan perkakas pertanian di Gua pawon ini sebagai alat pendukung dalam bercocok tanam manusia purba

Di Gua pawon tersendiri ada nama-nama gua yang dikenal dalam masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar gua Pawon berasumsi bahwa manusia yang tinggal di Gua Pawon tersendiri adalah nenek moyang mereka atau nenek moyang orang sunda karena sejenis dengan manusia yang sama dengan zaman modern ini. Dan sebagian pun menganggap puseur nya bumi ada di daerah Bandung yaitu Bandung Purba yang di tarik dalam garis simetris , dago pakar, Gunung tangkuban parahu, Taman Batu, dan gua pawon sebagai wujud dari spritualitas dalam alamiah bangsa Sunda dahulu maka banyak ketika  jatuh dalam penanggalan sunda sering digelar tradisi ngertakeun Bumi lamba yaitu sebuah upacara spritualitas urang sunda wiwitan dalam menghormati alam dan paraka ruhun (nenek moyang) yang dahulu pernah tinggal di sekitaran Gunung Bandung Purba. Adapun nama-nama Gua yang menjadi Misteri dalam Gua pawon diantaranya.

Ø  Gua Lega
Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan memasuki mulut gua paling kiri. Gua ini masih temasuk ke dalam bagian dari Gua Lega, karena ruangannya memang nyambung dengan ruangan dari kedua mulut gua yang lainnya, sehingga di namakan sebagai ruang utama.
Ø  Sumur Bandung
Di bagian kiri atas gua Lega ini, ada sebuah spot yang dinamakan Sumur Bandung. Sumur Bandung ini sebenarnya bukanlah sebuah sumur, lebih seperti sebuah kolam kecil yang cukup dalam yang tentu aja berisi air.Konon kata Pak RT biasanya orang-orang yang datang kesana itu percaya kalo air dari sumur itu sakti, ya bisa bawa tuah katanya.Menurut Pak RT juga, air sumur itu tidak selalu ada, kadang-kadang saja.Dan kebetulan sekarnag sedang terisi.
Sumur Bandung ini tempatnya cukup tinggi dan jalan kesana total harus memanjat dinding batu yang terjal dan licin. Untuk itu bagi yang memakai sepatu kets biasa, kami sarankan untuk mencopot sepatu saja, karena sangat licin.Dan carilah batu untuk pijakan meloncat ke atas.
Sumur tersebut sebenarnya tidak terlalu besar. Mungkin juga tidak akan bisa melihat seberapa dalam sumur itu karena gelap. Airnya bening dan dingin. Bagai yang percaya bahwa air di sana membawa tuah, bisa membasih muka, tangan atau kaki dengan air itu. Dan tentu saja saran kami jangan lupa foto-foto.
Dari situ bisa terus berjalan ke arah belakang. Menuju sebuah celah besar, tapi sayangnya lagi- lagi di dalam sana harus menemukan banyak sekali coretan-coretan pilox tidak penting yang merusak keindahan gua.
Melewati celah besar itu kita akan kagum melihat pemandangan yang ada di sana. Ada sebuah tebing yang indah sekali.Sebelah kanannya ada sebuah gua kecil yang di depannnya terdapat lokasi penemuan fosil manusia purba.Jadi ternyata gua ini pernah di pakai sebagi tempat tinggal manusia purba, yang konon adalah nenek moyangya orang Bandung.
Ø  Gua Kopi
Di situ kita bisa menikmati indahnya tebing yang menjulang tinggi dengan warna emas kecoklatan, lalu berjalan ke bawah sedikit ada lagi celah di pinggir tebing yang bentuknya seperti sebuah jendela besar bagi Gua Pawon sebagai rumahnya. Menurut Pak RT, tempat ini dinamalakn Gua Kopi karena dulunya di sini banyak pohon kopi yang tumbuh.
Dari sana bisa lanjut ke bagian depan Gua Pawon. Bagian yang pertama kali kami masuki sebelum bertemu Pak RT. Untuk sampai ke sana, harus kembali lagi ke Gua ruang utama dan kali ini berjalan turun ke bawah, ke tempat yang sebelumnya kami sebut sebagai kolam kering dengan celah yang cukup besar di pojoknya.
Setelah melewati celah itu, kita akan sampai di tempat yang di beri plat 'kamar 1'. Disini bau kotoran kelelawar menyengat sekali.Ya, disarankan tidak usah berdiam terlalu lama disini karena banyak kelelawar dan bau kotorannya yang menyengat.Dari situ bisa langsung keluar Gua Pawon melalui mulut utama.
Ø  Gua Barong
Setelah keluar dari mulut gua itu masuk ke satu gua lagi, yaitu Gua Barong.Gua ini terletak di sebelah kanan jalan masuk utama. Menurut Pak RT, di dalam gua itu banyak benda-benda pusaka yang cukup sacral. Sayangnya saat itu kamiterpaksa menguruhkan niat untuk memasuki gua itu karena trek ke gua itu yang sangat terjal, di tambah hujan turun semakin lebat.

TRANSPORTASI

Untuk ke Gua Pawon, khusunya untuk yang berdomisili di Bandung atau Jatinangor, sebenarnya tidaklah sulit dan tidak memerlukan biaya yang besar.Kita tinggal naik bus jurusan Jakarta, Cianjur atau Bogor yang melewati Padalarang.
Setelah itu turun di jalan raya Bandung - Cianjur, tepatnya di daerah Citatah.Tidak sulit ditemukan karena di pinggir jalannya ada plang bertuliskan ’Situs Sejarah Gua Pawon’.Semoga saat teman-teman pas kesana plangnya tidak sedang ambruk.Letaknya tidak jauh setelah melewati Situ Ciburuy. Kalau sama sekali tidak tahu kawasan ini, bisa minta tolong pada kernet bisnya. Ongkos yang harus dikeluarkan juga tidak terlalu mahal.Saat itu kami naik dari Cileunyi dan diharuskan membayar Rp 7.000, mungkin kalau dari Bandung antara Rp 20.000 - Rp 25.000.
Setelah sampai di plang tersebut ada sebuah belokan berupa sebuah jalan panjang yang tidak terlalu besar hanya saja jalanya sudah rusak cukup parah.Mungkin karena banyaknya truk pengangkut batu kapur yang sering pulang pergi lewat jalan itu.Sebenarnya untuk sampai ke Gua Pawon dari jalan tersebut, mempunyai dua pilihan. Pertama, naik ojeg dengan tarif sekitar Rp 10.000,- atau jika ingin merasakan perjalanan yang lebih seru, sebaiknya jalan kaki saja, karena pemandangan yang ditawarkan juga cukup cantik.
Bila ingin berjalan kaki, maka akan menempuh jalan yang berbatu-batu, menanjak dan jauh. Di tambah lagi matahari yang menyengat. Tapi semua itu akan terbayar karena sambil berjalan, bisa merasakan hembusan angin segar dan indahnya tebing di karst Citatah yang meneluarkan semburat emas terekena sinar matahari.
Dalam perjalanan ini, harus banyak bertanya pada warga sekitar karena sama sekali tidak ada papan petunjuk jalan untuk menuju ke Gua Pawon. Setelah berjalan cukup lama dan melewati beberapa tanjakan serta turunan ditambah jalan tanah merah becek barulah sampai di mulut Gua Pawon.

Ini hasil catatan perjalanan kami bertiga dalam mengexplorer Bandung Barat dan tambahan dari sumber lain untuk referensi penulis guna tidak memunculkan opini baru dalam penjelasan tentang Gua Pawon. Maka dari itu   untuk mencari titik terang dari Sejarah Bandung  ketika masa Prasejarah yang  meninggalkan banyak situs purbakala kami menyusuri jejak kesejarahan wilayah Bandung demi menambah wawasan kami .  Yang perlu di perhatikan harusnya diadakan penelitian lebih lanjut dan konservasi terhadap wilayah kawasan situs sejarah ini,  agar wilayah ini tetap terjaga dalam kelestariannya, dan semoga wilayah pertambangan di wilayah Bandung Barat tidak meluas agar tidak merusak ekosistem di daerah situs budaya ini untuk pemerintah tolong jaga dan lestarikan agar bukti situs sejarah peradaban bangsa ini tidak hilang akibat keserakahan manusia dalam mengexplorasi alam sekitar demi pundi-pundi rupiah, sekian dari kami . Asalamualaikum.Wr.WB
Catatatan
,Mahasiswa Geografi Unisma Bekasi (universitas Islam  “45” Bekasi)
Team ngaprak adventure (Sunardi, Ahmad Fauzi, dan Harri Shabar)
Referensi
 https://id.wikipedia.org/wiki/Gua_Pawon
https://tekno.tempo.co/read/858708/dua-kerangka-manusia-purba-bandung-ditemukan-di-gua-pawon


Komentar