Mari Kita Jaga Bumi, Maka Bumi Akan Menjaga Kita

 

Apa arti save the earth jika hanya menjadi pemanis media sosial di hari bumi Internasional 22 April ?



Gerakan menanam 1 pohon di pekarangan rumah langkah kecil berdampak besar jika dilakukan bersama-sama demi kelestarian lingkungan.


Manusia dan lingkungan adalah satu kesatuan keruangan yang ada dibumi ini, perlulah mestinya manusia sadar akan keseimbangan alam dalam mengkonservasi tempat tinggal mereka sendiri. Jangan terbuai wacana mega proyek global bahwa planet lain bisa dapat kita tinggali ketika bumi tak nyaman karena kerusakannya  sudah semakin parah sulit untuk di atas. Teori sebab akibatpun lahir kenapa bumi semakin rusak ? karena dampak dari keserakahan manusia dan egosentrisme sebagai mahluk sosial  kita hanya  mengendepakan kemajuan zaman dengan sederet teknologi yang mukhtahir  tanpa memikirkan dampak berkepanjangan untuk rumah kita sendiri (bumi) yang kita tinggali.  

Hari Bumi Sedunia selalu diperingati setiap 22 April. Orang ramai-ramai memelihara lingkungan demi keberlangsungan hidup umat manusia. Jauh sebelum Hari Bumi Sedunia ditetapkan, Alquran sudah memerintahkan kepada manusia untuk memelihara lingkungan. Memelihara lingkungan hidup bagian dari perwujudan keimanan seseorang.

Secara spritual hubungan manusia dan tuhan (habluminallah), Sosial (habluminanas) tak jarang terlupakan hubungan secara alamiah yaitu (habluminallam) dengan alampun sejatinya kita harus beramaliah dalam sudut pandang islam dikenal dengan fiqih lingkungan lingkungan (fiqh al-Biah). Fikih tersebut merupakan seperangkat aturan perilaku ekologis manusia yang ditetapkan ulama yang berkompeten.

Salah satu ayat alquran yang didalamnya berisi perintah jangan merusak alam ; Allah juga berfirman dalam QS Al-Araf ayat 56,

"“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."

Aturan agamapun dengan tegas bahwa lingkungan adalah bagian dari keimanan manusia, seharusnya bisa peka terhadap lingkungan yang kita tinggali ini. Berkembangnya pemikiran manusia yang semakin kompleksitas maka berkembang pula nalar analisis terhadap lingkungan yang dimana banyak pengetahuan mengkorelasikan, dari sejarah umat manusia itu sendiri lahir yang dihubungkan  terhadap lingkungan.

Perkembangan peradaban manusia menumbuhkan femikiran manusia terhadap ilmu pengetahuan. Salah satunya lahir sebuah padangan terhadap lingkungan yaitu faham fisis determinisme dan fisis fosibilisme dalam geografi. Fisis determinis dan possibilisme adalah 2 sudut pandang filosofis yang kerap digunakan oleh geografer dalam memandang hubungan antara manusia dan lingkungan

Manusia yang mengenal peradaban sebelum adanya teknologi mereka berfaham fisis determinisme yaitu merupakan pemahaman geografis yang menyatakan bahwa semua kehidupan manusia dipengaruhi dan bergantung pada lingkungan sekitarnya. Tokoh yang menganut faham determinisme Aris Toteles, Carl Ritter, Elswoth Hutingtton, Alexander von Humboldt, Friedrich Ratzel, Charles Darwin

Salah satu teori yang paling terkenal dari Friedrich Ratzel seorang geograf dan filsuf Jerman. menyatakan bahwa pola kehidupan manusia ditentukan oleh faktor-faktor eksternal yang kelak akan menjadi determining factor. Gagasan beliau kelak akan bertransformasi menjadi Lebensraum dimana budaya yang kuat akan mempengaruhi dan mengasimilasi budaya-budaya disekitarnya yang lemah.

Disini, manusia dianggap dipengaruhi oleh kondisi alam sekitar dan menerima saja apa adanya. Atau, dengan kata lain, manusia tidak bisa menentukan jalur hidupnya dan hidupnya ditentukan oleh kondisi alam sekitar. Inilah dimana manusia yang dikenal hidupnya sangat bergantung kepada alam sekitar seperti pertanian, hutan, dan laut adalah pola faham determinisme yang dimana alamlah yang mengatur kehidupan manusia.

Lain berganti dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan faham fisis determinisme sudah usam digunakan oleh manusia ditandai dengan munculnya revolusi industri abad ke 18 semakin hilang eksistensi ketergantungan manusia terhadap alam. Faham barupun muncul mendegradasi faham determinisme, munculnya padangan faham fisis Posibilisme.

                Possibilisme merupakan pandangan yang menganggap bahwa manusia mampu mengubah alam disekitarnya agar sesuai dengan kebutuhan manusia. Disini, manusia tidak hanya dianggap sebagai aktor pasif yang hanya menerima nasib, mereka bisa mengubah nasib mereka. Salah satu pencetus paham possibilisme adalah Paul Vidal de la Blache yang merupakan seorang geografer Prancis dan salah satu tokoh ilmu geopolitik Prancis. Menurutnya, manusia justru bisa mempengaruhi lingkungan sekitar, berbeda dengan paham Determinisme yang menyatakan manusia sangat bergantung kondisi lingkungan.

Selain itu, alam juga dianggap hanya sebagai pemberi hambatan dan tantangan. Sedangkan, manusia dapat menemukan cara untuk menguasai alam tersebut dengan bantuan teknologi dan ilmu pengetahuan.Inilah malapapetaka yang terjadi jika faham ini tidak di imbangi dengan konsep kelestarian alam maka perlahan faham ini akan membunuh secara massal manusia yang ada dibumi. Teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan yang maju tidak menjamin bumi terhindar dari kerusakan malah mendekati kerusakan yang sangat parah. Beberapa kerusakan yang sekarang dirasakan oleh manusia itu sendiri diantarnya ;

Krisis iklim adalah istilah yang menggambarkan pemanasan global dan perubahan iklim, beserta akibatnya.Istilah ini telah digunakan untuk menggambarkan ancaman pemanasan global terhadap planet ini, dan untuk mendesak mitigasi perubahan iklim yang agresif Misalnya, dalam jurnal BioScience, artikel Januari 2020, yang didukung oleh lebih dari 11.000 ilmuwan di seluruh dunia, menyatakan bahwa "krisis iklim telah tiba" dan bahwa "peningkatan skala besar dalam upaya untuk melestarikan biosfer kita diperlukan untuk menghindari penderitaan yang tak terhitung akibat krisis iklim.

Beberapa dampak perubahan iklim terhadap kelangsungan manusia dan organisme yang tinggal dibumi sering kali menyebakan bencana berkepanjangan yang sering kali manusia tidak sadari.Dampak perubahan iklim jauh lebih besar dan lebih rumit dari sekadar cuaca panas. Cuaca panas ekstrem sendiri di beberapa tempat akan berdampak pada kesehatan dan kelangsungan hidup manusia (bahkan sampai kematian), tapi banyak juga dampak selain itu. alah satu yang paling mengkhawatirkan adalah naiknya permukaan laut. Suhu yang meningkat akan mengakibatkan bongkahan es besar di Arktik meleleh, yang menyebabkan volume air laut dunia meningkat. Sebagian besar kota-kota penting di dunia terletak di pesisir, dan kota-kota ini terancam akan tergenang, bahkan tenggelam, di masa depan. da. Bencana yang disebabkan, atau diperparah, oleh perubahan iklim berbeda-beda tergantung karakteristik daerah tersebut. Daerah kering dan berhutan seperti diluar negeri wilayah  California di Amerika dan juga Australia dan Kalimantan di Indonesia yang sering mengalami bencana kebakaran hutan , sangat rawan kebakaran hebat yang bisa merembet sampai pemukiman. Daerah rawan badai dan angin topan akan mengalami bencana yang lebih destruktif karena perubahan iklim. Untuk kesehatan untuk fisik dan juga mental. Banyak virus dan penyakit yang lebih menyebar di suhu yang lebih panas, khususnya penyakit tropik seperti malaria, dengue, dan kolera. Kekeringan dan kekurangan air juga akan mengakibatkan sanitasi menjadi salah satu masalah besar, sehingga penyakit akan lebih mudah menular. Berkurangnya pasokan pangan juga berpengaruh pada asupan nutrisi kita nantinya, sehingga kekurangan gizi menjadi salah satu ancaman. Dampak yang paling serius secara global yaitu langkanya bahan makanan, air bersih, dan tempat tinggal layak akan menyebabkan jutaan orang harus mengungsi ke tempat lain. Diperkirakan krisis migrasi akan terjadi di masa depan dikarenakan krisis iklim. Konflik antar ras, suku, agama, negara, dan kelompok kepentingan lainnya juga bisa jadi lebih parah dikarenakan sumber daya alam yang semakin berkurang.

Manusia yang menjadi aktor pertama dalam kerusakan iklim yang sering kali mereka tidak sadari seperti contoh kecil yang menjadikan kita habit terbiasa menggunakan teknologi yang justru memicu kerusakan iklim seperti Manusia banyak menebang pohon lalu kepanasan belilah AC lalu AC mengeluarkan gas CFC. Gas yang berkontribusi besar membuat bumi makin panas. 

Seolah-olah perilaku kerusakan ini menjadi hal biasa “kita di nyamankan oleh pendingin buatan dari pada pendingin yang alami (pohon) lalu pendingin alami ini di ratakan dengan dibabat habis demi sebuah keuntungan, muncul beberapa produk teknologi elektronik buatan manusia yaitu AC, mereka dengan bangganya ini hasil dari penemuan kita yang mukhtahir menemukan teknologi pendingin ruangan yanh jelas-jelas menjadi malapetaka untuk  lingkungan yang iya tinggali sendiri” . Disini menjelaskan tidak semua kegiatan kemodernan idustrialisasi adalah kemajuan berfikir manusia tapi nyatanya yang jelas ini hanya menjadikan kemunduruan dalam kelestarian itu sendiri. Dengan bodohnya manusia ketika peringatan Earth Day 22 April (hari bumi internasional) mengatakan dalam status mendia sosial save the earth yang jelas dirumah bahkan ditempat kerjanya iya menyumbang kerusakan lingkungan gas CFC paling berbahaya merusak  ozonosfer.  Hari bumi menjadikan sebuah selogan sebatas kampaye tapi jika tidak di jadikan langkah nyata peringatan ini hanya sebatas ramai dimedia sosial dan tidak ada dampaknya akan perubahan iklim yang semakin parah. Minimal ketika hari bumi sederhananya kita sebagai manusia bisa berimbang menanam satu pohon dipekarangan rumah yang nanti kelak akan menjadi pendingin alami tapi hal itu nyatanya sulit apalagi di kota- kota besar dengan aktivitas dan mobilisasi masyarakatnya AC adalah solusi utama yang selalu ada dirumah-rumah untuk menyejukan dari terhindarnya udara panas di siang hari.

Bagaimana caranya untuk mencegah terjadi krisis iklim berdampak lebih buruk apa bisa dicegah sebelum terlambat ? apa masih ada harapan ?

Masih ada! Kita semua masih punya kesempatan untuk mencegah skenario terburuk terjadi. Ada dua macam aksi yang bisa kita lakukan: mitigasi dan adaptasi. Mitigasi adalah aksi mengurangi emisi untuk mencegah keadaan menjadi lebih buruk, sedangkan adaptasi adalah menyiapkan ketahanan hidup ketika beberapa dampak krisis iklim sudah tiba.

Jadilah manusia cerdas minimal kita sendiri yang melakukan untuk kelangsungan mahluk hidup yang ada dibumi, sejatinya “kita membutuhkan bumi lebih dari bumi membutuhkan kita”

Ayooo saaatnya kita sadar bahwa ketika peringatan  Earth day bukan hanya berlomba-lomba memasang caption Save the earth yang hanya menjadi sebuah selogan di media sosial. Buktikan secara praktis saatnya kita sadar sesungguhnya kita rawat dan selamatkan Bumi dan segala mahluk, serta seluruh isi Planet Bumi, supaya kita dan seluruh keturunan selamat dan menikmati surganya Allah swt di bumi. Jangan pernah Mimpi/Halu/ di bodohi hidup di PLANET lain itu mah hanya buaian semata demi  keuntungan mega proyek secara global oleh kelompok-kelompok tertentu.

Mari bela bangsa, bela negara dan bela Bumi ..

 

 Sumber Referensi

https://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_iklim

https://insanpelajar.com/paham-fisis-determinis-dan-possibilisme-dalam-geografi/

https://krisisiklim.com/dampak/

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4539467/bagaimana-perintah-menjaga-lingkungan-menurut-alquran

Earth Day 22 april 2022

Penulis : Zie_ahmad

Komentar