Makna Malam Satu Suro Untuk Masyarakat Jawa
Kosmologi malam satu suro memiliki arti
yang secara sederhana menurut orang jawa ada nilai subtansial terhadap alam dan
lingkungan sekitarnya bersifat lokal dan jauh termanifestasikan dalam bentuk
budaya yang di akulturasi kan dengan konsep islam.
Pergeseran makna malam
satu suro yang sebagian masyarakat memaknai malam keramat berkumpulnya mahluk
gaib itu hanya sebuah mitologi mengarah kesalahan yang sebagian orang memandang
malam kelenik. Orang jawapun tidak pernah memaknai malam satu suro adalah malam
klenik orang jawa lebih suka di sebut malam tafakur diri antara manusia dan
pencipta lewat bentuk ibadah. Malam satu suro dalam persepsi budaya adalah kata
lain bersyukur dalam bentuk tradisi Jawa.
Manisfestasi malam satu suro dalam bentuk
budaya masih sangat kental terhadap orang Jawa di mana masyarakat Jawa masih
mempertahankan sikap kepercayaan dalam bentuk budaya. Dalam sosiologi dikenal
fesitisme menunjukan manusia mempercayai adanya roh dalam suatu benda dalam
konsep teologis sebuah kepercayaan yaitu pemikiran manusia bahwa semua benda
didunia masih mempunyai jiwa karena adanya kekuatan gaib dimana dahulu
masyarakat nusantara sebelum masuknya agama mempunyai kepercayaan lokal
animisme dan dinamisme yang sekarang coba di akulturasikan dalam bentuk budaya
dan tidak serta merta dihilangkan . Sebagai mana tradisi budaya Jawa tidak di
hilangkan semuanyaa dengan islam masuk yg di sebarkan oleh wali songo.
Para wali menyebarkan syiar islam secara
halus terhadap masyarakat Jawa beberapa tradisi jawa yang sifat subtansial yang
tak perlu dihilangkan maka di akulturasikan dengan agama islam. banyak yg
menanyakan knp budaya tidak hilangkan di Jawa dengan datangnya agama islam ?
Sebagian masyarakat jawa menamakan dirinya sebagai islam tradisional yang
bersyariat islam namun menggunakan tradisi dalam bentuk jalan hakikat yang
sejatinyaa dimana ada nilai-nilai kearifan dalam diri manusia semuanya tertuju
kepada Tuhan sang pencipta alam raya bukan semata-mata tradisi mengarah
kepenyimpangan hanya saja di perkaya dalam bentuk budaya yang sejatinyaa di
ciptakan manusia.
"Seperti arti makna
budaya yaitu cinta,karsa, dan rasa di kemas dalam bentuk budaya"
Seperti contoh malam satu suro dikenal
dengan pawai obor, ngarak bedug , kirab budaya Kebo Bule di Kesultanan
Surakarta serta pencucian benda pusaka di Kesultanan Cirebon itu semua adalah
bentuk rasa syukur yg tertuju kepada Tuhan dalam bentuk tradisi yang tidak di
hilangkan agar mereka mengingat dan memahami dialam ini bukan saja manusia tapi
semua benda yang ada di bumi memiliki kekuatan gaib yang segala sumbernya dari
pencipta maka dari itu manusia perlu berprilaku sopan dan santun dengan
menghormati dan mengsyukuri atas apa yang ada di alam dunia ini yang sering
kali gunakan manusia untuk hidup. itu yang menandai bahwa sanya manusia dan
mahluk lain di alam ini secara batiniah manudia perlu lah memiliki adab dalam
segala kehidupan.
Terciptanya atau terwujudnya suatu
kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi antara manusia dengan segala isi alam
raya ini. Manusia telah dilengkapi Tuhan dengan akal dan fikirannya menjadikan
mereka khalifah di muka bumi dan di berikan kemampuan. Konsep kemampuan Manusia
memiliki antara lain akal, intelegensia, dan intuisi ;perasaan dan emosi ;
kemampuan ; fantasi; dan prilaku. Dengan sumber-sumber kemampuan daya manusia
tersebut, maka nyatalah bahwa manusia menciptakan kebudayaan. Kebudayaan adalah
produk manusia , namun manusia itu sndri adalah produk kebudayaan. Dngan kata
lain , kebudayaan ada karena ada manusia penciptannya dan manusia dapat hidup
di tengah kebudayaan yang di ciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala
ada manusia sebagai pendukungnya.
Pada dasarnya, manusia memiliki naluri
untuk menghambakan diri kepada yang maha tinggi; yaitu dimensi lain di luar
diri dan lingkungannya, yang di anggap mampu mengendalikan hidup
manusia.Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi ketidak mampuan manusia dalam
menghadapi tantangan-tangtangan hidup, dan hanya yg mahatinggi saja yg mampu
memberikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dan permasalahan hidup dan
kehidupan. Maka dari itu subtansi isi utama kebudayaan merupakan wujud abstrak
dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat
yg memberi jiwa kpda msyrakat itu sndri, baik dalam bentuk maupun berupa sistem
pengetahuan.
Seperti kebudayaan Jawa yang tertuang
dalam kosmologi malam satu suro yaitu kepercayaan masyarakat Jawa yang tertuang
dalam bentuk implementasi rasa bersyukur dan hormat kepada alam dan segala
isinya . Dan sebagai mahluk yang berakal manusia memiliki keharusan bersyukur
dalam kehidupan di dunia ini . dalam bentuk ibadah terhadap maha pencipta
bertafakur diri tanpa menyombongkan diri terhadap apa yang dialam ini sejatinya
semua hal yang ada di alam ini memiliki ruh yang perlu kita sadari untuk
senantiasa menjaga adab prilaku manusia dengan menjujung tinggi moral yg
tertuang dalam bentuk kebudayaan yang sejatinya semua tertuju kepada sang
pencipta itulah manisfestasi nilai kebudayaan yg sejati. Terkonsep dalam
hakikat antara manusia, alam dan Tuhan.
Penulis: Zie_Ahmad
"bijaklah dalam
menanggapi budaya, karena budaya di ciptakan oleh manusia, nilai dari budaya
melahirkan tata kelakuan yang seharusnya bisa dijadikan pedoman bagi kehidupan"
Komentar
Posting Komentar